SEJARAH BAND GOD BLESS
Sejarah God Bless tidak terlepas dari perjalanan karir Achmad Albar,
vokalis sekaligus pentolannya. Iyek, begitu ia sering disapa, setelah
melanglang buana di Belanda dan kembali ke Indonesia, ia pun
berangan-angan membentuk sebuah band. Bersama Ludwig Le mans, gitaris
Clover Leaf, band Iyek ketika masih di Belanda, Iyek lalu mengajak Fuad
Hassan (Drum), Donny Fattah (Bass) dan Deddy Dores (Kibord) untuk
membentuk sebuah band. Tahun 1972, formasi ini mengikuti pentas musik
Summer・8・semacam pentas Woodstock・ala Indonesia di Ragunan, Jakarta,
yang di ikuti berbagai grup dari Indonesia, Malaysia dan Filipina.
Tapi tak lama setelah itu, Deddy Dores keluar dan di gantikan Jockie
Soerjoprajogo. Formasi ini pun mulai getol berlatih di kawasan puncak,
Jawa Barat dan mematok nama God Bless sebagai nama grup mereka. Tanggal
5-6 Mei 1973, untuk pertama kalinya God Bless tampil di depan publik, di
Taman Ismail Marzuli (TIM) Jakarta.
Tahun 1975, formasi God Bless yang paling solid yakni Achmad Albar
(Iyek), Donny Fattah (Bass), Jockie Soerjoprajogo (Kibord), Teddy
Sudjaja (masuk menggantikan Keenan Nasution yang sebelumnya juga
menggantikan Fuad Hassan yang meninggal dunia akibat kecelakan) dan di
tambah sang gitaris handal Ian antono. Meraka merampungkan Album perdana
Huma diatas Bukit yang merupakan soundtrek film yang di sutradarai oleh
Suman Djaya.
Tahun 1970-an, boleh dibilang adalah masa kejayaan God Bless di
panggung. Diantara beberapa band Rock yang timbuh saat itu, sebut saja
macam Giant Step, The Rollies dan AKA, God Bless hampir tak tertandingi.
Kendati kerap mengusung reportoar asing milik Deep Purple, ELP, hingga
Genesis, namun aksi panggung serta skill masing-masing porsonelnya boleh
dibilang di atas rata-rata. Di tambah lagi God Bless pernah mendapat
kehormatan untuk mendampingi konser Suzi Quarto dan Deep Purple di
Jakarta. Namun keseringan menyayikan lagu asing, macam milik King Ping
Meh, Queen, Edgar & Jhonny Winters, Deep Purple dan Genesis membuat
gaya musik para personel God Bless sedikit banyak terpengaruh. Hal
tersebut tergambar jelas dalam pengarapan album perdana mereka, Huma
Diatas Bukit yang cukup banyak terpengaruh sound Genesis.
Menjelang pembuatan album kedua Jockie Soerjoprajogo keluar dari
formasi dam memilih mengerjakan proyek album solonya serta menggarap
proyek Badai Pasti Berlalu, album yang melejitkan penyanyi Chrisye.
Posisi Jockie Soerjoprajogo kemudian di ambil alih oleh Abadi Soesman
yang bergabung tahun 1979 dan ikut terlibat di pembuatan album kedua
cermin (1980). Di album ini konsep musik God Bless sedikit berubah.
Sentuhan permainan kibord Abadi Soesman yang banyak di pengaruhi unsure
musik jazz dan The Beatles menjadikan ramuan aransemen lagu=;agunya
terkesan lebih rumit dan membutukan skill tinggi dalam memainkannya.
Tapi menurut Abadi, album yang sebagian besar materinya di rekam secara
live tersebut tidak terlalu memuaskan mereka. Karena sebelum rekaman,
kami sudah memainkan lagu-lagu itu selama setahun penuh, katanya suatu
ketika.
Dua tahun setelah album cermin dirilis, Abadi Soesman mengundurkan
diri. God Bless sendiri vakum beberapa tahun. Di tengah kevakuman God
Bless, Achmad Albar banyak mengeluarkan album solo dan bekerja sama
dengan beberapa musisi, sebut saja Areng Widodo, Ucok AKA Harahap, dan
pernah membuat Album Dangdut (Zakia dan Laguku)
Tahun 1988, God Bless menggebrak dengan lagi lewat album Semut Hitam,
yang kembali menghadirkan permainan kibord Jockie Soerjoprajogo. Di
album ini lagi-lagi konsep musik God Bless berubah. Dari tadinya lebih
bernuansa rock progresif secara drastis berubah menjadi sedikit lebih
keras karena pengaruh musik hard rock dan heavy metal yang mengikuti
zamannya waktu itu.
Secara komersil, boleh dibilang album semut hitam yang antara lain
melejitkan lagu kehidupan, semut hitam dan rumah kita ini cukup sukses.
Sayangnya, keberuntungan tersebut tidak di barengi oleh keharmonisan
hubungan di antara personelnya serta pihak manajemen. Buntutnya, Ian
Antono menyatakan hengkang dari grup yang membesarkan namanya ini.
Posisinya kemudian di gantikan oleh gitaris muda berbakat dari Borneo,
Eet Sjachranie yang sebelumnya sempat memperkuat bandnya Fariz RM dan
grup
Cynomadeus. Ian Antono sendiri, setelah keluar dari God Bless
terhitung sukses merintis karir solo sebagai pencipta lagu, arranjer dan
produser. Ia berhasil melambungkan nama Ikang Fauzi, Nicky Astria dan
menyegarkan karir Iwan Fals kembali lewat album Buku ini aku pinjam dan
Mata Dewa.
Setelah Album Semut Hitam (1988), tidak berlama-lama lagi di tahun
1989 God Bless langsung merilis album Raksasa. Untuk kesekian kalinya
konsep musik God Bless goyah lagi. Di Album Raksasa, permainan gitar Eet
Sjachranie yang sangat modern sangat mempengaruhi pada perubahan musik
God Bless. Selain lebih keras juga terkesan lebih bright dan serat akan
sound rock yang trend di akhir tahun 1980-an. Di album ini melejit lagu
Maret 89, Menjilat matahari, Raksasa yang sangt kental dengan permainan
gitar Eet Sjachranie yang banyak terpengaruh musik Van Helen dan juga
ACDC.
Ditahun 1991 God Bless merilis Album Story Of God Bless yang
merupakan lagu-lagu lawas mereka yang dirilis ulang sebut saja lagu Huma
diatas Bukit, Sesat, Musisi, Setan Tertawa, She Passad Away adalah
lagu-lagu yang di arensmen ulang dan sangat lebih segar, modern. Setelah
album ini grup band yang menjadi tonggak musik rock di Indonesia ini
vakum dan masing-masing poersonil nya sibuk dengan proyeknya
sendiri-sendiri. Sebut saja Eet Sjachranie dengan Edane nya. Jockie
Soerjoprajogo dengan Kantata Takwa, Swami dan juga Suket serta
melambungkan nama Mel Shandy dan Ita purnama Sari. Donny Fattah dengan
Kantata Takwa juga dan melambungkan grup pendatang baru Power Metal.
Teddy Sudjaja yang memproduseri dan menciptakan lagu-lagu Aggun C Sasmi.
Achmad Albar sendiri dengan solo nya yang cukup sukses. Selain itu juga
diawal tahun 1990-an banyak bermunculan Band-band muda berbakat sebut
Slank, Power Metal, Grass Rock, Elpamas dan Kaisar. Dan ironisnya di
awal tahun 1990-an itu juga muncul grup band yang merupakan duplikat
dari God Bless sendiri yakni Gong 2000 di mana tiga porsonelnya Achmad
Albar, Ian Antono dan Donny Fattah serta di tambah Harry Anggoman
(Kibord) dan Yaya Muktio(Drum) melejit dengan lagu-lagu Rock yang
bernuasa pentatonic Bali, dan ada beberapa lagu lawas God Bless yang
masuk di Album Gong 2000 ini.
Selang beberapa tahun vakum yang cukup panjang, di tahun 1997, para
porsonel God Bless, termasuk Eet dan Ian Antono kembali berkumpul.
Workshop yang mereka gelar di kawasan puncak, Bogor menghasilkan album
berjudul Apa Khabar, yang merupakan album kerinduan mereka untuk kembali
berkiprah di panggung musik. Kisah selanjutnya setelah penggarapan
album Apa Khabar, Eet Sjachranie resmi mengundurkan diri dari formasi
God Bless dan konsentrasi untuk bandnya sendiri EDANE, yang sejak tahun
1992 sudah merilis album perdananya, The Beast.
Menjelang penggarapan album-album terbaru God Bless giliran Jockie
Soerjoprajogo dan Teddy Sudjaja yang mengundurkan diri. Penggarapan
album pun menjadi terlambat, sepanjang tahun 2000 hingga 2005 God Bless
belum juga merilis album lagi. Sepanjang tahun 2000 hingga 2006 ini
banyak nama-nama yang sempat mengisi kekosongan di tubuh God Bless di
antaranya, Kembalinya Abadi Soesman, Inang Noorsaid, Iwang Noorsaid,
Harri Anggoman, Yaya Muktio dan Gilang Ramadhan. Entah sekarang
bagaimana khabar grup yang menjadi leganda musik rock Indonesia ini.
Terakhir mereka masih manggung di acara Amild Live Soundernaline dan
acara tahun baruan di Ancol dengan formasi Achmad Albar, Ian Antono,
Donny Fattah dan Gilang Ramadhan. Salut buat God Bless di usia yang
tidak muda lagi mereka masih garang di atas panggung.